Pasukan metal yang digawangi oleh Demise [vokal], Pipinx [gitar], Danny [gitar], Sonny [bass], Beni [drum], Mela [keyboard], Rebecca [vokal latar] ini mempersembahkan
komposisi epik metal yang kelam, cepat dan juga megah. Memuat progresi nada yang agresif, serta fill-in dan melodi yang kritis. Antara sayatan gitar yang tebal mendalam serta teriakan vokal yang menggeram. Terkadang dinetralisir oleh denting pilu suara piano, koor keyboard dan alunan gundah vokal feminim.
Di awal karirnya, band yang terbentuk sejak 1998 ini masih memainkan hardcore beraroma metalik ala Earth Crisis dan Strife. Seiring dengan waktu dan suksesi personil, Straight Out mulai terjerumus ke lembah metal terdalam serta terpengaruh oleh musik Hamartia, Dead Blue Sky, Arch Enemy, The Black Dahlia Murder, Iron Maiden, dan Cradle of Filth.
Pada bulan April 2004 Straight Out merilis debut album bertitel Undying Beauty and the Symphony of Sadness [Blue Sky records]. Album yang bekerjasama dengan Dislexia records [M'sia] dan situs distribusi online Interpunk.com itu terjual hingga 2000 kopi. Rekaman itu pula yang mengantarkan Pipinx dkk ke berbagai pentas musik di Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, dan Surabaya.
Di awal tahun 2005, mereka bikin split-album dengan band hardcore asal Jepang, Endzweck. Disusul kemudian perjalanan mini-tour bersama Cassandra [Malaysian metalcore] di pulau Jawa. Selama karirnya, Straight Out sudah ikut dalam empat proyek kompilasi, dan satu kompilasi video bertajuk Mosh Hard Fest [2006].
Jika dicermati, latar belakang personil Straight Out yang lintas genre dan serba bisa itu memang unik sekali. Drummer Beni sampai sekarang masih memperkuat band new wave ternama, The Upstairs. Penyanyi latar Rebecca Theodora juga sempat mengisi line-up The Upstairs dan Goodnight Electric. Demise dulunya vokalis kelompok deathmetal, Sadistis. Danny adalah bekas personil Perfect Minor, dan Mela beberapa kali jadi additional player untuk band indiepop, The Sastro.
Di akhir tahun 2006, Straight Out mulai kembali masuk studio rekaman di Jakarta. Proses akhir rekaman mereka sempat mengalami kendala akibat bencana banjir yang melanda ibukota. Barulah kemudian di bulan September 2007 mereka berhasil merilis album kedua Forsaken Upon Nemesis [Blue Sky] yang berisi duabelas materi terbaik.
Aksi panggung Straight Out terkenal panas dan cukup menarik perhatian. Pipinx dkk sungguh enerjik dan atraktif di atas stage. Mereka kerap mengayun, memutar, ber-crowd surfing, bahkan membanting instrumennya ke lantai panggung. Kemampuan teknikal ala virtuoso yang disertai seni akrobatik itu bikin performa Straight Out layaknya sirkus metal yang sulit dilupakan.
apokalip.com
halo apa kabar
ReplyDelete